Jumat, 10 Mei 2013

THE POWER OF FORGIVENESS

Tentu saja mau mengurangi beban hidup. Siapa yang mau hidup dengan menanggung beban yang berat? Salah satu cara untuk mengurangi beban hidup adalah dengan memaafkan. Maafkanlah, beban hidup Anda akan berkurang, dan akan akan lebih ringan dalam melangkah. Baik memaafkan diri sendiri, maupun memaafkan orang lain.
Pada kali ini, saya ingin membahas tentang memaafkan orang lain. Mungkin kita pernah disakiti, pernah dicampakan, pernah di PHK, pernah di tolak, dan sebagainya. Kemudian kita menderita dan menyalahkan orang tersebut akan penderitaan kita, yang akhirnya kita ingin balas dendam, setidaknya ingin menunjukan kalau kita lebih baik.
Namun entah kenapa, selalu saja orang beralasan untuk tidak memaafkan. Mereka selalu teriak, susah untuk memaafkan. Mereka mengatakan, memaafkan itu bisa, tetapi melupakan orang yang sudah menyakit itu tidak mungkin. Intinya mereka tetap menyimpan beban dalam diri mereka, dan tidak mau melepaskannya.
Mereka lebih memilih “kepuasan” untuk membalas, daripada kedamaian dan beban hidup yang lebih ringan. Padahal, memaafkan adalah perbuatan mulia, Allah sangat menyukai hamba-Nya yang memaafkan, namun banyak orang yang lebih menyukai dendam dalam diri.
“Kepuasan” itu datang dari hawa nafsu, tidak akan pernah membawa kepada kebaikan. Namun, jika kita mau memaafkan, beban kita berkurang dan kita akan lebih nyaman dalam bergerak. Tanpa rasa sakit, kita bisa lebih cepat, dan berenergi dalam meraih cita-cita.
Perasaan Dendam Menguras Energi
Dendam adalah emosi negatif. Setiap emosi negatif akan menguras energi kita. Energi kita akan habis tanpa gerak karena dihabiskan untuk memanaskan hati, dihabiskan untuk menahan perasaan marah.
Bukankah dendam bisa menjadi motivasi? Ya, sebagian orang ada yang menjadikan dendam sebagai motivasi. Namun, masih ada motivasi lain yang bisa kita gunakan jika kita ingin maju. Banyak orang yang sukses tanpa dendam. Mereka tetap memiliki motivasi yang tinggi meski mereka tidak dendam.
Daripada kita menghabiskan energi untuk dendam atau memendam perasaan dendam, lebih baik manfaatkan energi kita untuk bertindak. Manfaatkan energi kita untuk belajar.
Masih ada motivasi yang lain, tidak harus dari dendam. Anda bisa memiliki motivasi untuk kontribusi. Anda masih bisa memiliki motivasi demi kebahagiaan orang yang Anda cintai. Anda bisa meraih sukses luar biasa meski tanpa dendam.
Sebaliknya, sering kali dendam hanya membawa kepada kehancuran. Sebaliknya memaafkan membawa kepada kebaikan.
Jika Tidak Bisa Melupakan, Ubahlah Fokus Anda
“Saya begitu sakit hati, saya menderita begitu lama, orang-orang yang saya kasihi ikut merasakan penderitaan saya. Bagaimana saya bisa melupakan?”
Mungkin, Anda tidak akan pernah bisa melupakan. Namun Anda bisa mengubah fokus. Jika kita tidak mengubah fokus, pastinya hati kita akan terus mengarah ke peristiwa sangat emosional. Hal yang emosional memang akan selalu menarik perhatian dari hati kita. Nah, sekarang ubahlah fokus perhatian kita.
Lihatlah orang tua tercinta, bukankah kita ingin berbakti dan membahagiakan mereka? Bukan membahagiakan diri dengan kepuasan balas dendam. Apalagi jika belas dendam itu malah berbuntuk tidak baik dan membuat mereka sedih. Begitu juga dengan orang-orang lain yang kita sayangi.
Maka ubahlah fokus untuk membahagiakan orang-orang yang mencintai kita dan kita mencintainya. Ini jauh lebih baik dibandingkan dengan memperturutkan hawa nafsu ingin balas dendam.
Balas dendam itu tidak manis, yang jauh lebih manis adalah melihat senyum di wajah orang-orang terkasih dari keberhasilan kita.

sumber : http://www.motivasi-islami.com
UKHUWAH ISLAMIYAH

Ukhuwah merupakan anugrah Allah yang tiada terhingga dan kenikmatan yang tidak dapat diukur oleh materi. Sekalipun seluruh manusia berusaha untuk mengumpulkan harta mereka, namun itu semua tidak dapat digunakan untuk membeli ‘ukhuwah’. Karena ukhuwah tumbuh dan lahir dari cahaya keimanan. Allah SWT berfirman: “Dan (Allah-lah) Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Anfal: 63).
Itulah ukhuwah Islamiyah, yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya dan generasi berikutnya hingga pada masa kita sekarang ini. Walaupun seolah dengan berlalunya zaman, ukhuwah menjadi semakin rapuh, bahkan perpecahan yang tidak berkesudahan. Mereka menjalin persaudaraan yang demikian eratnya, bahkan lebih erat dari persaudaraan yang terlahir dengan garis nasab.
Makna Ukhuwah
Dr. Abdullah Nasih Ulwan memaknai Ukhuwah sebagai kekuatan iman yang melahirkan perasaan kasih sayang yang mendalam, cinta, penghormatan dan rasa saling percaya, terhadap seluruh manusia yang memiliki ikatan aqidah Islamiyah yang sama dan juga yang memiliki cahaya keimanan dan ketaqwaan.
Jadi, ukhuwah merupakan sesuatu yang terlahir dari keimanan yang mendalam, dan juga merupakan buah dari ketaqwaan kepada Allah SWT. Bahkan seorang yang beriman apabila tidak memiliki rasa ukhuwah terhadap sesama muslim lainnya, maka imannya belum sempurna Rasulullah SAW bersabda: “Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari)
Keutamaan Ukhuwah
Pertama, Wajah orang yang berukhuwah akan bersinar.
Dari Umar bin Khatab ra, Rasulullah SAW mengatakan kepadaku: “Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah terdapat sekelompok orang yang mereka ini bukan para nabi dan bukan pula orang yang mati syahid, namun posisi mereka di sisi Allah membuat para nabi dan orang yang mati syahid menjadi iri. Para sahabat bertanya, beritahukan kepada kami, siapakah mereka itu ya Rasulullah ? Beliau menjawab, ‘mereka adalah sekelompok orang yang saling mencintai karena Allah SWT, meskipun diantara mereka tiada ikatan persaudaraan dan tiada pula kepentingan materi yang memotivasi mereka. Demi Allah, wajah mereka bercahaya, dan mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak takut manakala manusia takut, dan mereka tidak bersedih hati manakala manusia bersdih hati.’ Lalu Rasulullah SAW membacakan ayat ‘Sesungguhnya wali-wali Allah itu, mereka tidak takut dan tidak pula bersedih hati.” (HR. Abu Daud)

Kedua, Akan diampuni dosa-dosanya.
Dari Salman al-Farisi ra, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang muslim, apabila ia bertemu dengan saudaranya muslim yang lainnya, kemudian ia menjabat tangannya, maka akan berguguranlah dosa keduanya sebagaimana bergugurannya dedaunan dari sebuah pohon yang telah kering di hari angin bertiup sangat kencang. Atau kalau tidak, dosa keduanya akan diampuni, meskipun sebanyak buih di lautan.” (Mu’jam al-Kabir VI/ 256)

Ketiga, Mendapatkan naungan Allah
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: “Bahwa Allah berfirman pada hari kiamat. ‘Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku.? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka di hari tiada naungan selain naungan-Ku.” (HR. Muslim)

Keempat, Mendapatkan cinta Allah
Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda: “Ada tiga hal, yang apabila ketiganya terdapat dalam diri seseorang, maka ia akan dapat merasakan manisnnya iman. Lebih mencintai Allah dan rasul-Nya dari pada apapun selain keduanya. Mencintai seseorang semata-mata hanya karena Allah SWT. Tidak menyukai kembali pada kekafiran, sebagaimana ia benci jika dilemparkan ke dalam api neraka.(HR. Bukhari)
Cara Untuk Mempererat Tali Ukhuwah
Memberitahukan rasa cintanya kepada saudaranya.
Dari al-Miqdam Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang mu’min mencintai saudaranya sesama mu’min, maka beritahukanlah bahwa ia mencintainya (karena Allah SWT).” (HR. Abu Daud)

Mendoakan saudaranya
Dari Umar bin Khattab ra, aku meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk pergi umrah. Kemudian Rasulullah SAW mengizinkan aku dan berkata: “Jangan lupa wahai saudaraku doanya.” Beliau mengucapkan sebuah kalimat yang teramat membahagiakan, seakan aku memiliki dunia. (HR. Abu Daud)

Memberikan senyuman
Dari Abu Dzar ra, Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian menganggap remeh satu perbuatan baik sedikitpun, meskipun hanya memberikan senyuman kepada saudaramu.” (HR. Muslim)

Bersilaturahim
Rasulullah SAW bersabda: “Bahwa Allah berfirman, ‘Cinta-Ku wajib diberikan kepada orang yang saling mencintai karena-Ku, kepada yang saling duduk karena-Ku, kepada yang saling mengunjungi (bersilaturahim) karena-Ku, dan yang saling berlomba untuk berkorban karena-Ku.” (HR. Ahmad)

Memberikan hadiah
Rasulullah SAW bersabda: “Saling mencintai dan saling memberi hadiahlah kalian.” (HR. Baihaqi dan Thabrani)

sumber : http://ahmadbinhanbal.wordpress.com