Akhlak Manifestasi Iman
Salah satu dari beberapa tugas Nabi Muhammad saw di muka bumi adalah
untuk menyempurnakan akhlak manusia. Rasulullah SAW bersabda,
“Bahwasanya aku diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak.” (HR. Ahmad).
Beliau begitu lembut tutur katanya, santun perangainya, dan bijaksana
dalam bersikap. Keluhuran akhlak beliau dapat kita mengerti karena
beliau merupakan manusia yang terjaga dan dijaga langsung oleh Allah
swt. Bahkan ketika beliau berbuat sedikit saja kesalahan langsung
mendapat teguran dari Allah swt. Akan tetapi yang lebih penting lagi
kita perlu cermati adalah keluhuran akhlak beliau ini merupakan
manifestasi keimanan beliau yang begitu besar dan mendalam kepada Allah
swt. Tugas di atas tentu saja tidak bersifat parsial tetapi justru
holistik atau menyatu, berkait dan berkelindan. Dengan demikian kita
pahami bahwa akhlak mulia itu tidak berdiri sendiri di suatu sisi lalu
keimanan itu berdiri di sisi yang lainnya. Keduanya adalah satu
kesatuan.
Dalam suatu hadits dinyatakan bahwa sesungguhnya Allah swt tidak
memerlukan ibadah yang kita kerjakan, melainkan ibadah yang seorang
muslim lakukan adalah demi kebaikan diri mereka sendiri. “Bacalah
Kitab (Al-Quran) yang diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Dan
(ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya
dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Ankabut: 45).
Allah swt berfirman, “Bahwasanya Aku menerima shalat hanya dari
orang yang bertawadhu dengan shalatnya dengan keagunganKu yang tidak
terus menerus berdosa, menghabiskan waktunya sepanjang hari untuk
berdzikir kepadaKu, kasih sayang kepada fakir miskin, ibnu sabil, janda,
serta mengasihi orang yang mendapat musibah.” (terjemah Hadits Qudsi, Hadits Riwayat Al Bazzar).
Kondisi faktual iman seseorang dapat diketahui dari perilaku dan
akhlaknya. Iman yang kokoh kuat akan dimanifestasikan dalam bentuk
akhlak yang baik dan mulia. Sedangkan akhlak yang buruk dan hina adalah
gambaran yang diberikan oleh imannya yang lemah. Sosok yang lemah
imannya akan mudah tergelincir kepada perbuatan buruk yang merugikan
dirinya. Akhlak sendiri adalah suatu sikap perilaku yang spontan dan
tidak dibuat-buat. Oleh karena itu reaksi spontan dari kebaikan iman
seseorang adalah perilaku dan akhlaknya yang baik.
Guna menjaga stabilitas tingkat keimanan Allah swt telah memperingatkan pada kita dalam firmannya yaitu “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At Taubah: 119).
Tuntutan atas iman dan takwa seseorang adalah dengan berbuat baik dan
benar. Manifestasi dari ketinggian iman seseorang adalah akhlak dan
perbuatan baik yang dilakukan. Rasulullah saw telah memberikan gambaran
kelemahan iman seseorang yang berwujud pada hilangnya rasa malu.
Rasulullah saw bersabda, “Rasa malu dan iman itu sebenarnya padu menjadi satu, maka bilamana lenyap salah satunya hilang pulalah yang lain.”
Berbagai macam bentuk ibadah sebagaimana termaktub dalam rukun Islam
seperti shalat, puasa, zakat, dan haji serta ibadah-ibadah sunnah
lainnya adalah program-program yang telah diajarkan oleh Islam. Semua
program ibadah itu ditetapkan sebagai sarana untuk mensucikan jiwa dan
memelihara kehidupannya yang mulia dalam cahaya iman takwa. Sehingga
bagi jiwa-jiwa suci yang kehidupannya selalu dipandu cahaya kebenaran
itu yang kesehariannya adalah mereka-mereka yang berakhlak yang mulia,
berperilaku yang santun, berbudi pekerti yang baik. Sekali lagi,
intisari ibadah adalah untuk mensucikan jiwa, hati, dan pikiran untuk
memperluas dan memperdalam hubungan dan interaksi dengan Allah swt dan
juga sesama manusia serta makhluk Allah swt lainnya.
Rasulullah saw bersabda, “Kaum mukminin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud).
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling aku
cintai di antara kalian dan orang yang paling dekat duduknya denganku
pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara
kalian.” (HR. Bukhari)
Inspirasi Berakhlak yang Baik
“Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah dan janganlah kamu
jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan
berbuat baiklah. Sungguh Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Baqarah: 195).
Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah hamba-hamba Allah di pagi hari
melainkan dua malaikat turun kepadanya, kemudian salah satu dari
keduanya berkata, Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang berinfaq.
Malaikat satunya berkata, Ya Allah berilah kerusakan kepada orang yang
tidak mau berinfaq.” (HR Bukhari).
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah itu dermawan yang
menyukai kedermawanan, menyukai akhlak-akhlak yang mulia, dan membenci
akhlak yang buruk. (Terjemah, Muttafaquh alaih).
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan)
perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An Nahl: 90)
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil,
Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua
orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan
bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah shalat dan
tunaikanlah zakat. Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari) kecuali
sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.” (Al Baqarah: 83)
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan
sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan
tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu
miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan
membanggakan diri. (An Nisa: 36).
Rasulullah saw bersabda, “Takutlah kalian kepada neraka, kendati hanya dengan separuh biji kurma.” (HR. Bukhari).
Hasan Al Bashri berkata, “Akhlak yang baik ialah wajah yang berseri-seri, memberikan bantuan, dan tidak mengganggu.”