Selasa, 18 Februari 2014

 Ibunda Dua Ulama Besar Bashrah

Adalah sosok ibu yang menjadi sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Sosok ibu pula yang memberi lingkungan terbaik bagi perkembangan anak-anaknya. Khairah, seorang wanita tabi’in utama, telah membuktikan kebenarannya dan memetik hasilnya.

Dari rahim dan dari madrasahnya telah lahir dua ulama besar. Pertama adalah Hasan bin Yasar—atau lebih dikenal sebagai Hasan Al-Bashri. Betapa Hasan Al-Bashri adalah lautan ilmu dan hikmah yang tak pernah kering untuk dipelajari. Kedua, Sa’ad bin Yasar. Selain pakar hadits, kezuhudan Sa’ad dan kegemarannya beribadah begitu terkenal hingga ia dijuluki sebagai Ar-Rahib. 

Khairah, sang ibunda dua ulama besar ini, sebagai teladan bagi kedua anaknya memang amat mencintai ilmu. Semula dia adalah budak dari Ummu Salamah ra, salah seorang istri Rasulullah saw. Selain melayani keperluan Ummu Salamah, Khairah juga menjadi murid majikannya itu.

Setelah Aisyah ra, Ummu Salamah adalah istri Rasulullah yang banyak meriwayatkan hadits. Khairah tak menyia-nyiakan kesempatan emas untuk mempelajari hadits dari Ummu Salamah hingga kemudian ia menjadi salah satu wanita periwayat hadits. Khairah sangat baik dalam hal pemahaman, hafalan dan ketelitiannya. Hadits darinya termasuk hadits yang dapat diterima dan dijadikan dalil. Kelak kemudian, semua ulama hadits mengambil hadits dari Khairah, kecuali Imam Bukhari.

Tak hanya dari Ummu Salamah, Khairah pun berkesempatan menimba ilmu dari Aisyah ra. Rumah para Ummahatul Mukminin di Madinah memang berdekatan sehingga amat terbuka peluang bagi Khairah yang bekerja dan belajar di rumah Ummu Salamah untuk belajar pula dari Aisyah ra. Khairah pun meriwayatkan hadits dari Aisyah ra.

Khairah menikah dengan Yasar, budak dari Zaid bin Haritsah ra, salah seorang sahabat Rasulullah. Pernikahan mereka terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab ra. Pada masa itu pula Khairah melahirkan Hasan Al-Bashri.

Dikisahkan, sesaat setelah melahirkan, Khairah diundang Ummu Salamah untuk menghabiskan masa nifas di rumah Ummul Mukminin tersebut. Ummu Salamah memang menyayangi Khairah. Beliau pun amat gembira dengan kelahiran Hasan, bahkan sesungguhnya beliaulah yang memberi nama Hasan bagi putra pertama Khairah itu.   

Bekerja kepada Ummu Salamah tak melalaikan Khairah dari memenuhi kewajibannya kepada anak dan suami. Saat bekerja, Hasan dibawanya serta. Bahkan suatu kali, Hasan pernah disusui oleh Ummu Salamah karena ibunya sedang keluar rumah memenuhi tugas dari Ummu Salamah sendiri.

Saat Hasan berusia 14 tahun, Khairah dan Yasar pindah ke Bashrah, Irak. Kota Bashrah yang saat itu bertaburan ilmu dan ulama, seperti Abdullah bin Abbas ra, adalah tempat yang baik bagi anak-anak Khairah untuk memperdalam ilmu mereka. Di sinilah kelak anak-anak Khairah menjadi bintang dan tujuan orang saat menuntut ilmu. Bahkan kemudian Hasan mendapat julukan “Al-Bashri” yang merujuk kota tempat tinggalnya.

Ilmu akan semakin berkah bila terus dibagi. Begitu pun Khairah. Meski usia telah lanjut namun Khairah tak berhenti memberi ilmu dan nasihat yang didapatnya dari Ummu Salamah ra dan Aisyah ra kepada kaum perempuan di kota Bashrah. Ia meninggal dalam usia lanjut yang penuh berkah, walau tak ada catatan pasti tentang tahun wafatnya.

Sumber :  http://www.ummi-online.com/berita-597-ibunda-dua-ulama-besar-bashrah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar